Sunday, May 22, 2016

Untuk makhluk sempurna, manusia.

Aku ini manusia, makhluk dengan ego yang sering tak berarah.
Yang seringkali mencari pembenaran lewat nalar juga intuisi.
Bisa apa kalau logika dan perasaan sedang adu argumen.
Entah mana yang paling kuat, keduanya mencoba meyakinkan.

Aku manusia, pemilik indera yang sempurna.
Mata ku melihat leluasa.
Mulut bebas saja berkata.
Telinga pun siap mendengar dengan seksama.
Sikapku adalah pembenarnya.

Ya, aku manusia.
Manusia yang katanya punya derajat istimewa.
Bagaimana tidak, akalmu terasah  tinggi.
Jutaan neutron aktif sebagai pengendali.

Tapi aku hanya manusia.
Yang lagi-lagi hanya makhluk tak tahu diri.
Semesta pun janggal menamakanku manusia.
Mungkin karena ulah yang semena bahkan tak peduli.

Untukmu manusia.
Ilmu bolehlah tinggi, namun baiknya tetaplah merunduk seperti padi.
Kau bukan hewan jadi tolong lebih manusiawi.
Terkadang banyak hal perlu melibatkan hati.
Ketahuilah kasih masih dibutuhkan bumi.




No comments:

Post a Comment