Saturday, May 7, 2016

Rindu yang bisu

Entah berapa kali putaran jarum jam yang ku abaikan,
menunggunya tepat ketika sang mentari datang menghampiri.
Aku hanya ingin pagi segera datang.
Pada sinar hangatnya, ku sembunyikan malam yang kala itu tengah dilanda kegundahan.
Biar saja cahaya itu bias dan kegelisahan tetap milik malam yang gelap.
Aku telah lama menunggu pagi, karena malam telah sangat letih.
Pada heningnya selalu kusimpan bait rindu sendiri.
Sungguh betapa gundukan rindu itu telah menjadi alunan melodi.
Selamanya tak akan kau dengar.
Nyanyian rindu, mungkin hanya milikku.
Maka tunggulah pagi datang menghapusnya perlahan.
Karena hari akan sangat panjang, cukuplah malam yang menjadi teman.
Karena sejatinya malam akan tetap diam, resah yang kubagi padanya dijawab dengan kerlip bintang.
Tentang rindu, biarkan ia bisu.
Pemiliknya tak akan tahu, cukup saja aku.


No comments:

Post a Comment