Monday, December 7, 2015

Pertanyaaan tak terjawab

Dalam hidup, aku ingin berhenti bertanya.
Tapi bisakah jika yang kubutuhkan itu adalah jawaban.

Pertanyaan selalu meresahkan.
Maka jawabanlah pembawa ketenangan.

Sayangnya jawaban tidak selalu memuaskan.
Sedangkan jutaan pertanyaan berlomba ingin dilontarkan.

Seperti ribuan pertanyaan tentang kita.
Terlalu banyak belum bisa terjawab.
Tapi terus beranak-pinak.
Jawaban yg ada hanyalah praduga sementara.
Semuanya bisa saja salah, mungkin pula benar.

Kumpulan pertanyaan itu sebenarnya hanyalah menginginkan satu jawaban, kepastian.

Jangan bertanya lagi, karena yg terjawab pun belum pasti.
Biar saja pertanyaan itu terjawab sendiri.
Saat pertanyaan ini bukan hanya milikku.
Ketika jawaban yg sama juga lah harapmu.
Tak peduli mengecewakan ataukah membahagiakan, baiknya kita tunggu.

Saat ini, cukuplah keyakinan sebagai jawaban.
Yang kelak membawa kita pada kepastian.
Pada saat itu kita harus berhenti bertanya.
Karena itulah saatnya menerima.






Thursday, September 3, 2015

Waktu akan Menjadikan Kita Masa Lalu

Kamu pernah menjadi bagian dariku yang tak pernah menjadi kita.
Tapi kita pernah ada dalam hitungan hari yg tak dijelaskan waktu.
Karena ia begitu saja berputar.
Sampai tersadar kita tak beriring di putaran poros yg sama.

Ini bukan salah waktu.
Hanya saja ini terlalu cepat.

Karena waktu terus berjalan, sementara aku dan kamu diam ditempat.
Pernah mengikuti waktu, tapi rasanya melelahkan.
Disaat itu rasanya ingin sekali melaju perlahan, tapi dibuatnya cepat berlalu.
Ketika itu berharap pula waktu cepat datang, namun dibuatnya menunggu.

Tersibukkan menanti waktu, sementara kau sudah berjalan menjauh.
Waktu itu datang dimana kamu tak di barisan menit yg ku hampiri.
Setiap detiknya aku mulai kehilangan sosokmu.

Kita yg semula diam di tempat sekarang mulai sibuk mengikuti waktu.
Kau sudah melaju ke waktu datangnya masa depan.
Aku, dibiarkan terhenti di masa lalu.

Kini tak ada arti bermain dengan waktu.
Ku rasa waktu juga telah habis untuk kita.

Tapi waktu tak membiarkan semua berlalu.
Karena apa yg dilalui waktu akan menjadi pengiring ingatan akan masa lalu.

Dari sadarku, waktu memang hanya selintas.
Waktu mengenalkanku padamu dan pada akhirnya jg membawa kepergianmu.
Tapi waktu pernah mengizinkan kita merasakan tiap detiknya bersama.
Karena waktu, aku pun bebas mengingatmu di waktu yg ku mau.

Namun, waktu itu pun jg akan berlalu.
Dan kelak kita hanyalah masa lalu. 










Tuesday, August 11, 2015

Hati lah yg mampu memilih cinta

Pada siapa kau jatuhkan pilihanmu?
Pada siapa kau melabuhkan hatimu?

Tentu saja kau bisa memilih, tapi apa daya jika hati telah mengambil alih.
Tak pernah ku tahu bahwa arti hadirmu merubah segalanya.
Mencipta rasa, yg lagi tak mampu menahan raga.

Jika saja cinta itu datang menyapa, seperti apa jawaban yg pantas diucap.
Sedikitpun tak terdengar, namun mengapa dibiarkan nampak.

Kini cinta itu datang tanpa permisi. Bahkan dengan cepat ia mencuri hati.
Lewat apa yg ia lihat, kata tak lagi berarti.
Dan dari apa yg ia rasa, keraguan pun cepat menghilang.

Jangan pernah takut, dengar kata hati. Walau yg kau dengar, tak seindah untaian kata yg keluar dari bibirnya.
Jangan abaikan tentang rasa, meski dilihat mata, tak semuanya nyata.

Dari semua pilihan, hati tak pernah berdusta.
Walau ia pernah jatuh pada orang yg kau anggap paling sempurna.
Tapi hati akan memilih pada siapa cinta itu pantas dimiliki.





Thursday, February 12, 2015

Mungkin

Untuk suatu hal yang belum pasti.
Tentang prasangka yang disangkal hati.

Kelak akan ku tau, meski nampak ragu.
Hanya mampu meraba.
Mata tak terbaca.

Bisikan mencari kepastian.
Tanya akan jadi harapan.
Namun bibir masih menyimpan.
Bergelut dalam kegelisahan.

Ini tentang pengakuan.
Bukan hanya sekedar pertanyaan dan jawaban.
Kejujuran yang dibuat bungkam.
Tak terungkap yang terpendam.

Tetap samar.
Bahkan terlalu sukar.

Tak perlu ungkapkan.

Perlahan kepastian tak dihiraukan.
Karena yang nyata hanyalah pengandaian.

Mungkin.




Tuesday, February 10, 2015

Ini Permainan

Katakan saja ini apa adanya.
Kita sama-sama sedang berpura-pura.
Sadarlah ini tak nyata.

Sepertinya aku atau pun kamu telah lupa.
Bukankah bermain adalah hal yang mengasyikan.
Tentu saja, karena akan selalu ada canda, tawa bahagia di dalamnya.
Itu semua bisa saja membuat kecanduan.

Ya ini permainan.

Bukankah harusnya cukup dengan aku dan juga kamu merasa senang?
Tak perlu khawatir akan berakhir kapan.
Ini bukan tentang siapa yang akan menang.
Bukan pula cerita sedih akan kekalahan.

Baiknya kita nikmati permainan ini.
Cukup bahagia bukan?

Harusnya cukup rasa bahagia.
Tapi terlalu berlebihan jika ini membuat nyaman.
Karena aku hanya takut lupa.
Mengertilah ini permainan.

Bermain akan selalu menyenangkan.
Tentunya sebelum kau bosan.
Atau menemukan permainan yang lebih mengasyikan.

Dalam permainan ini, tak ada aturan.
Bahkan tak ada yang terikat.
Tidak diperkirakan siapa yang terlebih dulu meninggalkan.
Itu semua cepat atau lambat.

Sekali lagi, ini permainan.
Baiknya perasaan tak kau libatkan.